Perputaran Uang Rp 674 Juta Sebulan, Mereka (Pabrik) Kekurangan Buah Sawit
POLA KEMITRAAN (plasma) memang menjadi salah satu pola yang diajukan dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit. Hasil kemitraan itu akhirnya, meningkatkan pendapatan petani, lantaran hasil kebun meningkat, kualitas buah melonjak.
Kepala Desa Loleng, Kecamatan Kota Bangun Rafi’i mengungkapkan, hampir 40 persen wilayah Desa Loleng di atas perkebunan besar swasta PT Prima Mitrajaya Mandiri (PMM). “Hak Guna Usaha (HGU) PT PMM di Desa Loleng ini hanya kebun tanaman sawitnya. Sementara pabrik CPO ada Desa Benua Puhun dan Rantau Hempang Kecamatan Muara Kaman,” ucapnya.
Kendati pabrik CPO perusahaan tersebut ada di desa yang berbatasan dengan Muara Kaman namun peluang tenaga kerja Desa Loleng cukup banyak terserap di kebun inti PT PMM dan pabrik CPO nya. “Banyak juga warga desa ini yang kerja di kebun inti,” ujarnya.
Jarak Desa Loleng ke pabrik CPO PT PMM di Desa Benua Puhun hanya 10 km. Petani dan warga desa ini cukup banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan terkait perkebunan dan organisasi. “Kesejahteraan petani yang memiliki kebun pribadi saat ini mulai meningkat. Karena pabrik CPO PT PMM juga memerlukan rantai pasok untuk pabrik kelapa sawit, mereka kekurangan buah,” tuturnya.
Pola kemitraan yang dilakukan juga bakal berdampak bagi wilayah Kecamatan Kota Bangun, misalnya daerah kemitraan menjadi berkembang pesat dikarenakan terbukanya berbagai peluang dan perputaran uang yang cukup signifikan dari kebun sawit rakyat.
“Perputaran uang dari plasma PT PMM di Desa Loleng ini saja sekitar Rp 674 juta per bulannya (Rp 600 ribu x 1.124 rekening bank) penerima bagi hasil plasma,” jelasnya Rafi'i.
Dari 1.124 rekening bank ini ada juga masyarakat yang tak berdomisili di desa ini namun bertempat tinggal kecamatan dan kabupaten/kota lain, tercatat sekitar 800 hektar plasma PT PMM di Desa Loleng. “Warga tersebut tadinya pernah tinggal di desa ini dan memiliki tanah yang dijadikan plasma kebun sawit tersebut.”
Proses transfer ke rekening bank dilakukan Koperasi Maju Membangun dilakukan setiap 1 bulan sekali. “Biasa warga yang tercacat memiliki plasma mendapat transferan setiap tanggal 27-28 setiap bulannya,” tutupnya. (adv)