PERSPEKTIF.INFO (TENGGARONG) – Anggota Komisi III DPRD Kukar Sugeng Hariadi menduga ada sindikat mafia yang bermain dalam industri pupuk padahal Kaltim memiliki industri penghasil pupuk urea dan NPK terbesar di asia hasil ekspornya hinga Amerika Latin (PT Pupuk Kaltim). Namun, di tengah produksi pupuk yang cukup, keberadaan pupuk non subsidi masih sulit ditemui di Kukar khususnya Kaltim.
“Ada beberapa indikasi yang mengarah dugaan adanya sindikat mafia yang bermain dalam industri pupuk di Indonesia. Pertama, karena dari penjelasan direktur pupuk Indonesia bahwa sampai saat ini produksi dan stok pupuk cukup. Tapi kenyataannya di lapangan, petani kesulitan mendapati pupuk subsidi, bahkan pupuk non subsidi juga sulit ditemui,” ujar Sugeng Hariadi usai melakukan reses di Dapil II (Muara Kaman-Sebelu-Tenggarong Seberang)
Lebih lanjut Politisi PDI-P ini menjelaskan, dengan kelangkaan pupuk di pasaran, maka ketika mafia pupuk tersebut melempar pupuk ke pasaran, maka berapapun harga yang diberikan mafia tersebut, pasti akan dibeli. Dengan kata lain, sindikat tersebut akan mengatur harga sesuai dengan keinginannya, yang sudah pasti lebih mahal dari harga semestinya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah segera mengatasi hal ini. Salah satunya dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk pupuk non subsidi. Dengan begitu mafia tidak akan bisa mempermainkan harga lagi di pasaran. Dan jika hal itu terjadi akan dengan cepat ditindak.
Jika dikatakan bahwa penentuan HET bukan domain dari PT Pupuk atau kementerian pertanian, melainkan ada di bawah wewenang Kementerian Perindustrian. “Menurut saya itu bukan alasan. Karena semua instansi atau lembaga tersebut merupakan bagian dari pemerintah yang memiliki tugas utama menyejahterakan rakyat Indonesia, termasuk petani, PT Pupuk Kaltim juga jangan lempar handuk,” pungkasnya. (adv)