Berita Terbaru

Survei Terbaru Charta Politika, Pasangan Edi-Rendi Kokoh di Posisi Pertama Jelang Pilkada Kukar Mahfud MD: Putusan MK Lebih Tinggi dari Peraturan KPU, Otomatis Gugurkan Putusan MA TIM KUASA HUKUM EDI -RENDI Tanggapi masalah Video Narasi Putusan MK
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Ya’qub/Perspektif.Info

PERSPEKTIF.INFO-(Samarinda) – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Ya’qub menyoroti kurangnya perhatian pemerintah terhadap keberadaan Guru Bimbingan Konseling (BK) di satuan pendidikan. Ia menyebut Kaltim masih kekurangan guru BK.

Rusman terkejut dengan positioning guru BK yang dinilai tidak memadai, terutama di sekolah negeri. Kehadiran mereka dianggap penting dalam membantu siswa mengatasi masalah akademik dan pribadi. Namun, sekolah di Kaltim masih kekurangan guru BK, seperti di SMK 15 Samarinda dan SMP 2 Samarinda.

“Jujur saja tersentak, karena pertama positioning, guru BK disatuan pendidikan itu selama ini tidak memadai, khususnya di sekolah-sekolah negeri,” kata Rusman.

Selain kekurangan jumlah, pengadaan ruang konseling juga dianggap kurang memadai. Hal ini mengurangi efektivitas pelayanan konseling kepada siswa. Ditambah lagi, guru BK dituntut untuk meningkatkan kapasitas dalam menangani masalah siswa, yang seharusnya bisa ditangani oleh guru mata pelajaran.

“Ruang konseling di satuan pendidikan itu sudah menjadi pandangan umum, bahwa kalau ada ruang yang tidak terpakai, itu yang digunakan untuk ruang konseling. Contoh di SMK 15 ruangannya cuman 2,5 meter × 4 meter, sedangkan orangnya banyak,” urainya.

Rusman juga menekankan bahwa problem sosial siswa memiliki berbagai motif, dan guru BK harus terus meningkatkan kemampuannya dalam menangani masalah dengan cepat.

“Padahal sebetulnya itu bisa ditangani oleh guru mata pelajaran (mapel) sendiri yang dapat menangani hal demikian. Kemudian belum lagi misalnya tugas-tugas tambahan di luar dari ini,” imbuhnya.

Belum lagi, tanggung jawab ini seolah-olah selalu dihadapkan kepada guru BK, padahal berbagai masalah yang dihadapi siswa sangat bervariasi.

“Seolah-olah semua tanggung jawwb yang dihadapi oleh siswa itu dilimpahkan kepada guru BK saja. Sedangkan masalah yang dihadapi oleh siswa macam-macam,” ucapnya.(RL/ADV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *