Berita Terbaru

Muhammad Dudi Hari Saputra Resmi Nahkodai DPC PTI Kukar Ketua Farida : TMMD ke 122 Bagian Penting Pembangunan Desa, (Panjang Jalan 3200 Meter, Jembatan 12 Unit = 3,1 Miliar) Junaidi Resmi Ditetapkan Ketua DPRD Kukar (2024-2029)
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Puji Setyowati/Perspektif.Info

PERSPEKTIF.INFO-(Samarinda)- Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Puji Setyowati, menekankan peran penting orang tua dalam mendidik anak. Dia menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru dan sekolah, melainkan juga menjadi tanggung jawab orang tua.

Puji Setyowati mengatakan bahwa, orang tua memiliki peran yang tak kalah vital dalam membentuk karakter dan kemampuan anak-anak mereka. Baginya, pendidikan tak sekadar terbatas pada lingkungan sekolah, tetapi juga terkait dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ditanamkan di lingkungan rumah.

“Pendidikan tak hanya berlangsung di sekolah, melainkan lingkungan dan keluarga juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak-anak,” paparnya.

Menurutnya, kolaborasi antara guru dan orang tua diperlukan untuk memantau dan mendukung perkembangan anak-anak. Memberikan ruang bagi anak-anak untuk tumbuh serta menjalin komunikasi yang intens menjadi kunci agar pendidikan dapat menjadi pengalaman yang positif dan efektif.

“Orang tua harus aktif dalam mengawasi pertumbuhan anak-anak dan turut serta dalam proses pendidikan mereka,” ungkapnya.

Ia menyoroti bahwa 80 persen pendidikan anak berasal dari lingkungan rumah. Ia menekankan bahwa ibu memiliki peran krusial sebagai madrasah utama bagi anak-anak, oleh karena itu, peran orang tua dalam menjalin kedekatan dan menjadi teman bagi anak-anak sangatlah penting.

“Orang tua harus proaktif dalam berkomunikasi dan mendengarkan anak-anak mereka. Hal ini membantu dalam memahami perasaan dan harapan mereka,” jelasnya

Dia menyebut bahwa, kurangnya perhatian orang tua dalam pendidikan anak dapat berdampak serius pada aspek mental, psikis, dan bahkan fisik anak-anak.

“Contohnya, beberapa kasus di mana anak-anak terlibat dalam kegiatan yang berisiko karena kurangnya arahan dan pengawasan orang tua, seperti mencoba mengemudi yang berujung pada kecelakaan atau terlibat dalam tindak kekerasan,” tutupnya.(RL/ADV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *