SASAR PEDESAAN: Ketua Abdul Rasyid membudayakan menanam pangan lokal sebagai bentuk pemenuhan pasokan pangan dalam daerah agar pangan dari luar daerah harganya dapat terkendali.
PERSPEKTIF.INFO (TENGGARONG) – Iklim ekonomi Kutai Kartanegara masih sesuai target nasional, Pemkab Kukar dalam mengendalikan barang-barang (naiknya harga kebutuhan) berada pada titik yang moderat. “Inflasi oke, jika dibanding dengan kabupaten dan kota lainya di Kaltim, inflasi Kukar mencapai 4,8 persen. Saya kira kita masih oke. Langkah-langkah kita sangat prudent dan sangat terukur dengan situasi yang seperti ini,” ujar Ketua DPRD Kukar Abdul Rasyid.
Politisi Golkar ini berharap pemerintah menangani inflasi dimulai dari pedesaan, penanganan harus tepat menyasar pada indikator yang jadi penyebab inflasi. “Penanganan jangka panjang melalui usaha dilakukan sektor perkebunan dan pertanian dan perikanan akan mendongkrak pemenuhan kebutuhan pasokan dalam kabupaten,” terangnya,
Terpisah Anggota DPRD Kukar Sugeng Hariadi mengatakan, penanganan jangka panjang menekan inflasi dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam kebutuhan pokok seperti sayur mayur, cabai dan tanaman holtikultura lainnya akan meredam angka inflasi. “Salah satunya penyebab tingginya inflasi adalah beberapa barang kebutuhan pokok yang beredar di Kukar banyak yang tidak diproduksi di daerah setempat atau mendatangkan dari luar,” ujar politisi PDI-P ini.
Sebaiknya, anggaran harus difokuskan, terutama pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan Diskoperdag. Selama ini, anggaran lebih banyak ke infrastruktur. “Inflasi harus bisa ditekan mulai desa, kementrian desa harusnya memberikan anggaran khusus untuk pengendalian inflasi,” tutur pria yang terpilih dari Dapil Tenggarong Seberang ini.
Pembangunan infrastruktur dari pemerintah pusat saat ini lebih terpusat untuk membangun jalan poros antar kabupaten-kota. Namun seperti pembangunan bendungan dan irigasi tak diperhatikan. “Saya beberapa kali mengusulkan aspirasi dari kelompok tani pembangunan jaringan irigasi ke Dinas PU juga tidak terealisasi, padahal sektor pertanian ini sangat penting, kalau tak makan nasi dari petani kita harus makan apa,” ujarnya.
Untuk diketahui belum lama ini Pemkab Kukar memastikan inflasi masih dalam keadaan aman yakni di angka 4,8 persen. Inflasi daerah dikategorikan aman karena Kukar masih berada di bawah angka inflasi nasional dan Provinsi Kaltim.
Menurut Kemendagri Tito Karnavian, komoditas beras, minyak goreng, cabai merah keriting, cabai rawit dan bawang merah memang masih tersefis di beberapa daerah. Hanya saja kenaikan harga mulai terjadi. Untuk itu Tito meminta pemerintah daerah bisa membantu pemerintah pusat dalam menekan kenaiakn harga sebuah produk yang menyebabkan inflasi meningkat. Telebih, pergerakan produk komuditas sangatlah dinamis. “Taget dari bapak presiden sebetulnya adalah 4 persen, jadi kita baru mencapai 5,28 persen, kita harus menurunkan. Inflasi di atas angka 5 persen ini selalu betengger tahun pertahun,” terangnya. (adv)