PETA MAPS : Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng) diberi tag negatif ‘penadah kendaraan rental’ di Google Maps.
TENGGARONG-Kriminolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Budi Wicaksono mengkhawatirkan sebutan “Kampung Bandit” di Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, justru semakin melanggengkan stigma buruk warga di sana. “Ini kalau sampai daerah dikatain bandit, itu saya khawatir orang-orang malah memenuhi sebutan itu,” ujar Budi melalui sambungan telepon, Sabtu (22/6/2024). Budi menilai, julukan negatif itu justru memotivasi warga dari semua kalangan untuk terus melanggengkan kebiasaan buruk dan mewajarkan tindak pidana pencurian. “Jeleknya, sebutan malah justru mendidik orang-orang di situ, yang anak-anak muda yang tadinya tidak bandit bisa mewujudkan itu,” ungkapnya.
Sebutan yang disematkan oleh warga lokal maupun netizen itu, menurut Budi, malah membuat warga Sukolilo bangga dengan perilaku kriminal yang dilakukan.
“Kata ‘kampung bandit’ itu ini juga salah. Dengan adanya julukan kampung bandit malah membuat heroisme (secara tidak langsung melanggengkan stigma) ya,” imbuhnya.
Menurut Budi, akar masalah di kampung yang belakangan ramai dibicarakan publik itu ialah rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat setempat. “Ini jelas rendahnya kesadaran hukum anggota masyarakat. Pengetahuan hukumnya itu tidak beres, dia enggak tahu ada hukum ini tidak boleh, sehingga dia melanggar hukum,” terangnya. Untuk itu, menjadi tugas bersama untuk menghentikan stigma buruk dan mulai mengedukasi masyarakat soal pentingnya menaati hukum yang berlaku. “Penyuluhan juga penting karena mereka itu kadang-kadang berpikir pencuri, pemerkosa dibunuh saja. Padahal sudah ada aturan hukum, kita itu tidak boleh main hakim sendiri, yang menangani yang mewakili rakyat, jika ada hal yang kotor itu ya polisi. Soal polisi bisa disuap atau enggak, bisa menegakkan atau enggak, itu hal lain,” tegasnya. Dengan menggencarkan penyuluhan hukum di sana, ia berharap masyarakat tidak lagi melakukan main hakim sendiri yang dapat melibatkan orang tidak bersalah. Seperti halnya bos rental asal Jakarta yang dikeroyok warga karena dituduh maling saat hendak mengambil mobilnya. Selain itu, dia menyebut maraknya kriminalitas di sana juga tak lepas dari kelemahan penegakan hukum oleh kepolisian. Dia berharap aparat kepolisian merespons serius permasalahan ini dan mulai mengedukasi warga setempat. Sehingga warga Sukolilo terlepas dari stigma dan tidak lagi ditakuti maupun dikucilkan di daerah lainnya. “Polisi itu kan ada Bhabinkamtibmas tiap kecamatan ada, keliling ke desa-desa. Dia inilah yang selalu harus menasihati masyarakat, memberi penyuluhan juga, Binmasnya juga lemah. Dia harusnya memberi penyuluhan kalau gitu (perbuatan kriminal) tuh tidak boleh. Masak rakyat kok tidak tahu,” tandasnya. (kompas)