TENGGARONG – Sebanyak tiga Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Maluhu menangkap peluang bisnis di sektor persampahan, yakni RT 3, 4 dan 23. Mengingat, banyak sampah di lingkungan RT yang tidak dikelola dengan baik, sehingga pengurus RT membentuk Bank Sampah.
Kelurahan Maluhu juga sangat mendukung keberadaan Bank Sampah. Para pengurus pun diberikan pembinaan dan pelatihan cara mengelola sampah agar bisa dijadikan berbagai macam kegunaan.
Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro mengatakan, Bank Sampah di RT 4 telah menghasilkan berbagai produk dari sampah warga. Diantaranya ecobrick (bata dari limbah plastik, kursi, meja hingga berbagai jenis kerajinan.
“Kami dorong tiap RT membuat Bank Sampah, sementara yang sudah terbentuk dan aktif baru tiga RT,” kata Joko, Selasa (31/10/2023).
Sistem pengambilan sampah, lanjut Joko, pengurus Bank Sampah menyediakan karung di seluruh rumah penduduk di wilayah RT-nya masing-masing. Warga secara mandiri mengumpulkan sampah-sampah yang tidak digunakan. Dalam satu pekan, sampah tersebut akan diangkut.
Selain menghasilkan profit atau keuntungan pengurus dan warga. Hasilnya juga digunakan untuk kegiatan sosial, seperti menyumbangkan keuntungan untuk kepentingan rumah ibadah.
“Program bank sampah di tiap RT berbeda-beda. di RT 4 itu mengkolaborasikan untuk kegiatan sosial, jadi hasilnya disumbangkan ke Langgar Al-Hidayah,” imbuhnya.
Bahkan produk-produk yang dihasilkan Bank Sampah Maluhu mendapat apresiasi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar. Dalam berbagai kesempatan, hasil sampah yang dikelola selalu memeriahkan stand DLHK.
Joko berharap, RT lainnya membuat Bank Sampah. Terlebih, truck pengangkut sampah jarang masuk di wilayah Maluhu. Maka salah satu mengantisipasi penumpakan sampah ialah dikelola dengan benar.
“Bank Sampah RT 4 bisa dijadikan barometer bagi RT lainnya,” tutupnya. (adv)
