Berita Terbaru

Survei Terbaru Charta Politika, Pasangan Edi-Rendi Kokoh di Posisi Pertama Jelang Pilkada Kukar Mahfud MD: Putusan MK Lebih Tinggi dari Peraturan KPU, Otomatis Gugurkan Putusan MA TIM KUASA HUKUM EDI -RENDI Tanggapi masalah Video Narasi Putusan MK

KAMPUNG DI ATAS DANAU: Jalan jembatan ulin yang dibangun dari APBD 2022 lalu di Desa Jantur, jalan ini saat ini sudah terhubung di sisi Desa Bakung, Penyinggahan, Kubar

TENGGARONG-Tadinya warga Desa Jantur Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, hanya memiliki akses sungai. Untuk membawa hasil perikanan atau membeli sembako ke Desa Kayu Batu (pelabuhan fery), dan titik pengumpulan tengkulak perikanan. Di titik kumpul tersebut (lapangan parkir mobil) para pemilik pikap membawa hasil jual beli ikan untuk di bawa ke tempat pelelangan ikan (TPI) Selili, Samarinda. “Saat ini dengan mengendarai sepeda motor warga Jantur sudah bisa melintas jalur darat (jembatan kayu ulin dan jalan timbunan cor semen) ke Kayu Batu,” ujar Kepala Desa Jantur Haji Abdul Azis.

Jika dari Muara Aloh (simpang poros Kota Bangun Sp3) ke pelabuhan fery Kayu Batu waktu yang ditempuh sekitar 30 menit, lalu menyeberang fery ke Kayu Batu Seberang. Dari sini ke Desa Batuq (sekitar 15 menit) lalu ke Loa Deras-Desa Bakung, Kecamatan Penyinggahan, Kabupaten Kutai Barat (lintas batas kabupaten Kukar-Kubar). Dari desa Bakung ke Desa Jantur (15 menit). “Jalan Desa Kayu Batu-Batuq-Bakung-Jantur ini sebagian masih jembatan ulin. Namun sudah ada beberapa titik yang di cor diatas lantai papan ulinya. Selain mulus sudah tidak berisik ketika motor melintas,” tutur Abdul Azis.

Pada awal 2023 mobil pribadi milik warga dari fery penyeberangan (Kayu Batu) ada yang diizinkan melintas dari Desa Kayu Batu (Seberang) ke Desa Batuq. “Saat ini sudah dilarang karena ada insiden, jalan jembatan kayu dilintasi mobil itu papannya jebol,” ucapnya.

Sebelumnya ke Desa Bakung jika air Danau Jempang pasang tak bisa dilintasi namun belum lama jalan yang sering terendam tersebut ditimbun dengan tanah dan di cor semen. “Kalau air pasang tak masalah lagi, karena dititik-titik air pasang sudah ditimbun tanah,” jelasnya,

Terhubungnya akses ke Desa Bakung tersebut setelah Dinas PU Kukar membangunkan jalan kayu ulin. “Pembangunannya pada 2022 lalu, saat ini pedagang sayur hingga penjual pentol yang dari Kota Bangun hampir tiap hari berjualan ke Jantur,” tuturnya.

Kecamatan Muara Muntai adalah salah satu kecamatan di pedalaman Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Letaknya sekira 157 kilo meter atau kurang lebih 3 jam perjalanan ke arah barat dari Kecamatan Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegera. “Dari Tenggarong ke penyeberangan fery Kayu Batu (Muara Muntai) sekitar 3 jam. Dari poros Kota Bangun (Sp3) – Melak, belok simpang (Muara Aloh) dari simpang ini hanya 30 menit ke penyeberangan fery Kayu Batu,” jelasnya.

Luas wilayahnya mencapai 928,6 kilomoter persergi dan memiliki 13 desa. Wilayah ini memiliki potensi perikanan air tawar yang besar. Hal ini karena penduduknya berada di area dataran sedang yang bermukim di sepanjang aliran sungai dan danau.

Sebab itu, sebagian besar masyarakat Muara Muntai adalah nelayan. Warga memanfaatkan perairan air tawar yang besar berupa sungai dan danau ini sebagai wadah untuk mengais rezeki.

Memasuki musim air surut paska banjir di hulu sungai Mahakam jumlah tangkapan ikan tawar para nelayan mengalami peningkatan drastis. Dalam sehari para nelayan mampu menangkap ikan mencapai puluhan ton. (adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *