PERSPEKTIF.INFO, (Samarinda)- Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati, menyebutkan bahwa kekurangan tenaga pengajar di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) masih terbilang kurang diKaltim. Hal ini berdampak pada kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan daerah pedalaman.
Meskipun pemerintah telah berusaha menangani kebutuhan ini dengan penempatan guru melalui jalur spesifik menggunakan Surat Keputusan (SK), sayangnya, upaya tersebut masih menghadapi kendala.
Puji Setyowati menyatakan bahwa banyak guru yang menolak ditempatkan di daerah 3T, meskipun telah mendapatkan SK yang seharusnya mengharuskan mereka berada di sana. Hal ini menyebabkan banyak siswa di daerah 3T kehilangan akses pendidikan berkualitas, menciptakan kesenjangan yang perlu segera diatasi.
“Banyak guru yang tidak bersedia ditempatkan di daerah 3T, meskipun telah mendapatkan SK yang mengharuskan mereka berada di sana. Sehingga banyak siswa di daerah 3T terpaksa kehilangan akses pendidikan berkualitas,” tuturnya.
Masalah pendidikan di wilayah 3T tidak hanya terkait dengan kekurangan guru, tetapi juga berkaitan dengan keahlian guru yang telah menerima SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang dibutuhkan.
Puji Setyowati menyarankan agar diberikan pelatihan kepada guru dalam berbagai mata pelajaran sehingga mereka dapat memberikan pendidikan yang lebih baik, meskipun di bidang yang berbeda.
“Perlu adanya regulasi dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru dalam metodologi pembelajaran. Walaupun tidak sesuai dengan bidangnya,” jelasnya.
Dengan memberikan pelatihan, guru yang akan ditempatkan di daerah 3T dapat lebih siap, bahkan jika berada di luar bidang keahlian mereka.
Lebih lanjut, Puji Setyowati mengungkapkan bahwa kekurangan guru bukan satu-satunya tantangan dihadapi oleh daerah 3T di Kaltim. Infrastruktur pendidikan yang sudah renta juga menjadi perhatian utama yang perlu segera diatasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini.
“Kita berharap, pemerintah daerah dan stakeholder terkait dapat bekerja sama untuk menemukan solusi yang memadai, sehingga siswa di daerah 3T Kaltim tetap dapat mendapatkan pendidikan berkualitas dan berkelanjutan,” pungkasnya.(RL/ADV)