PERSPEKTIF.INFO,(Samarinda)- Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Samsun memberikan perhatiannya kepada Kampung Kopi Luwak di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara (Kukar).
Ia mengapresiasi potensi Kampung Kopi Luwak di Desa Prangat Baru. Hal itu karena kopi tersebut menjadi komoditas unggul dan terkenal se-Nusantara.
“Kita patut berbangga, di Kaltim ada kopi luwak yang namanya sudah tersohor di nusantara. Ini menunjukkan petani kita hebat dan mampu menghasilkan produk berkualitas,” ujar Samsun di Samarinda, Rabu.
Ia menyampaikan, kopi luwak yang ditanam di sela-sela pepohonan kebun karet itu merupakan jenis liberika, yang memiliki cita rasa khas dan aromatik.
“Kopi liberika ini jarang ditemukan di daerah lain. Ini produk unggul dan wajib diberikan perhatian serius dalam pengembangannya. Saya akan menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah provinsi dan pusat agar mendapat dukungan lebih,” kata Samsun.
Di samping ruang luas ini terdapat warung makan dan warung sembako. Di ruang pertemuan hingga gazebo di perkebunan kopi juga dijadikan lokasi pembelajaran tentang perkebunan kopi, sehingga wajar ia kemudian menyebut lokasi itu sebagai kampung.
kemudian kawasan yang diberi label ”Kampung Kopi Luwak” ini juga di desain mirip objek wisata, untuk menggait wisatawan.
Ketua Kelompok Tani Rindoni menjelaskan Ia menjual bubuk kopi luwak olahannya seharga Rp210 ribu per kemasan yang berisi 50 gram. Ini berarti per gram seharga Rp4.200 atau mencapai Rp4,2 juta per kilogram.
“Jenis kopi yang saya kembangkan adalah liberika. Total lahan yang ada mencapai sembilan hektare dari jumlah ini baru dua hektareyang saya tanami liberika sedangkan yang tujuh hektare lagi masih dalam pengembangan yang saat ini menunggu proses pembibitan,” ucap Rindoni Ketua Kelompok Tani Kampung Kopi Luwak.
Di tempat yang sama, Kabid Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Asmirilda, mengaku salut dengan kinerja Rindoni yang mengelola perkebunan secara berkelanjutan dan secara lestari, sehingga pihaknya terus mendukung.
“Saya juga pernah membeli bubuk kopi luwak olahan Pak Rindoni. Saya juga telah merasakan kopi luwak racikan beliau, rasanya memang mantap,” katanya.
Ia juga menambahkan memfasilitasi pembentukan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) Kampung Kopi Luwak di lokasi itu, sehingga keberadaan KTPA diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca seiring tidak adanya pembakaran lahan hingga penanganan saat terjadi kebakaran lahan, tambahannya.(RL/ADV)