Berita Terbaru

Survei Terbaru Charta Politika, Pasangan Edi-Rendi Kokoh di Posisi Pertama Jelang Pilkada Kukar Mahfud MD: Putusan MK Lebih Tinggi dari Peraturan KPU, Otomatis Gugurkan Putusan MA TIM KUASA HUKUM EDI -RENDI Tanggapi masalah Video Narasi Putusan MK

Dapat Bantuan Bibit Kelapa Sawit, Belum ada Jembatan Permanen (Masih Kayu Bulat)

TENGGARONG-Siapa yang tidak kenal dengan Desa Enggelam?. Tadinya desa ini kurang dikenal “kurang familiar” di telinga masyarakat. Enggelam salah satu kampung di Kecamatan Muara Wis, berdiri di atas perairan gambut dekat dengan Danau Semayang dan Danau Melintang ini. Akses transportasi sungai masih menjadi andalan masyarakat setempat, kendati saat ini terdapat dua akses jalan transportasi darat untuk menjangkau pusat desa ini.

Kepala Desa Enggelam Mong mengatakan, akses jalan darat sudah terbuka sejak 2018 namun sampai saat ini masih hamparan tanah, belum ada pembangunan infrastruktur. “Jalan transfortasi darat roda dua atau roda empat ke desa ini bisa diakses dari Desa Lamin Telihan (Kecamatan Kenohan). Namun kalau hujan berlumpur (jadi bubur),” ujarnya.

Ia berharap, akses ke desa ini diperhatikan. Sebab dari Desa Lamin Telihan, harus menggunakan kapal fery motor/mobil untuk menyeberang sungai. “Kalau dibangun jembatan permanen hasil perikanan dan pertanian masyarakat jelas lebih murah biaya transportasi, saat ini terdapat jembatan yang dibangun dari kayu bulat. Pembangunan pun swadaya dan dibantu perusahaan,” ucapnya.

Jarak terdekat ke pusat desa ini dari kapal fery penyeberangan dari Desa Lamin Telihan. Sementara ada pula akses lain dari jalan perusahaan HTI namun cukup lumayan jauh jaraknya. “Perusahaan HTI ini baru mulai beroperasi pada 2020 lalu, sebagian jalan ke desa melalui jalan perusahaan HTI,” tuturnya.

Masyarakat di Enggelam mata pencarian utamanya di sektor perikanan namun belum ada perhatian dari instansi terkait seperti memberikan bantuan keramba dan benih ikan. “Kami pernah membuat proposal namun yang terealisasi hanya satu kelompok tani (dengan luas 50 hektar) dapat bantuan bibit kepala sawit dari Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, baru datang bibitnya Agustus 2023 lalu,” jelas Mong.

Terkait jaringan listrik sebelumnya desa ini hanya menyala 6 jam dari pembangkit listrik tenaga diesel (genset). Namun sejak 2021 masyarakat sudah bisa menikmati listrik 24 jam dari PLTS Komunal. “Bantuan PLTS Komunal ini dari Dinas ESDM Kaltim, sampai saat listrik masih 24 jam menyala,” tutupnya. (ns)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *